Pemerintah Dorong Ketahanan dan Kedaulatan Energi lewat Electricity Connect 2025
Ringkasan Berita
Electricity Connect 2025, rangkaian kegiatan seminar dan pameran yang diselenggarakan di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Rabu (19/11/2025) merupakan momentum penting dalam menyatukan arah kebijakan, teknologi, dan investasi untuk memperkuat ketahanan serta kedaulatan energi nasional. Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis, Jisman P. Hutajulu, saat membuka kegiatan yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI).
Electricity Connect 2025, rangkaian kegiatan seminar dan pameran yang diselenggarakan di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Rabu (19/11/2025) merupakan momentum penting dalam menyatukan arah kebijakan, teknologi, dan investasi untuk memperkuat ketahanan serta kedaulatan energi nasional. Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis, Jisman P. Hutajulu, saat membuka kegiatan yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI).
Jisman menyebut, sektor energi tengah menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari pemanasan global hingga ketergantungan pada energi impor. Ia menyebut bumi memanas, sehingga tuntutan dekarbonisasi makin kuat. Sementara 60% energi listrik di Indonesia masih bertumpu pada batubara. Menurutnya, kedaulatan energi harus dibangun melalui energi domestik yang kuat, berkelanjutan, dan terjangkau,” ujarnya. Jisman juga menyoroti pentingnya trilema energi, yaitu keamanan pasokan, keterjangkauan, dan keberlanjutan yang harus dicapai secara berimbang.
“Listrik harus cukup, harganya harus terjangkau, dan sistemnya harus berkelanjutan. Tiga hal ini tidak bisa dipilih salah satu, semuanya harus jalan bersama,” tegas Jisman.
Lebih lanjut, Jisman memaparkan bahwa pemerintah telah menyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan (RUKN) yang menjadi acuan dalam pengembangan energi nasional. Ia menekankan bahwa kebijakan tersebut disusun dengan mempertimbangkan potensi besar energi terbarukan Indonesia serta kebutuhan elektrifikasi wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
“Ada lebih dari 10 ribu lokasi yang belum berlistrik dan 1,28 juta calon pelanggan yang harus segera kita sambungkan. Negara tidak boleh absen di sana. Ini bagian dari keadilan energi,” jelasnya.
Jisman menambahkan bahwa Electricity Connect 2025 menjadi ruang untuk menyatukan langkah seluruh pemangku kepentingan, terutama dalam pengembangan smart grid, penyimpanan energi, digitalisasi, dan proyek transisi energi lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) yang merupakan Ketua Dewan Pembina MKI, Darmawan Prasodjo, menyampaikan kesiapan PLN dalam menjalankan transformasi kelistrikan nasional. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama pendanaan mengingat kebutuhan investasi yang besar ke depan.
“Transisi energi membutuhkan kolaborasi. PLN tidak bisa bergerak sendirian. Melalui RUPTL hijau, kami sudah menyiapkan peta jalan percepatan energi terbarukan dan pembangunan jaringan yang lebih kokoh dan efisien,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal MKI sekaligus Ketua Panitia Electricity Connect 2025 Arsyadany G. Akmalaputri menilai bahwa transformasi energi membawa dampak ekonomi yang luas.
“Energi hari ini bukan hanya urusan teknis. Listrik adalah penggerak industri, UMKM, digitalisasi, hingga pemerataan pembangunan. Dengan EBT, baterai penyimpanan, smart grid, dan integrasi AI, kita sedang membangun ekosistem energi masa depan yang clean, smart, resilient, dan sustainable,” jelas Arsya.
Gelaran Electricity Connect yang berlangsung tanggal 19-21 November 2025 menjadi ruang bertukar gagasan, inovasi, dan kerja sama untuk mempercepat transformasi energi nasional. Melalui kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, diharapkan terbangun sistem ketenagalistrikan yang lebih tangguh, bersih, dan berdaulat guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. (RA)