Selasa, 14 Oktober 2025

Detail Berita

Kamis 09 Oktober 2025 1 Berita Terkini

Indonesia Langgas Berenergi bersama Generasi Muda

Ringkasan Berita

Pemerintah menargetkan 80 persen kemandirian energi pada tahun 2030 melalui penguatan energi baru terbarukan (EBT), peningkatan efisiensi, dan kolaborasi investasi. Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam acara Ngopi Sore Bahas Langgas Berenergi yang digelar DetikSore, Selasa (8/10/2025) di Jakarta.

Pemerintah menargetkan 80 persen kemandirian energi pada tahun 2030 melalui penguatan energi baru terbarukan (EBT), peningkatan efisiensi, dan kolaborasi investasi. Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam acara Ngopi Sore Bahas Langgas Berenergi yang digelar DetikSore, Selasa (8/10/2025) di Jakarta.

Kita ingin seluruh kebutuhan energi bisa dipenuhi dari dalam negeri sendiri. Energi harus bersih, murah, dan merata. Insya Allah pada 2029–2030 kita mencapai 80 persen kemandirian energi,” ujar Bahlil.

Ia menjelaskan, kemandirian energi dimulai dari memproduksi dan memanfaatkan energi dalam negeri dan mengurangi impor. Program biodiesel B50 dan mandatori etanol E10 menjadi langkah penting untuk mengurangi impor bahan bakar fosil. Pemerintah juga tengah mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas hingga 100 GW yang dikerjakan bersama sektor swasta.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapannya dalam menjalankan arah kebijakan pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. 

Arahan dari Bapak Presiden dan Bapak Menteri ESDM sangat jelas energi impor harus dikurangi, energi berbasis domestik harus ditingkatkan. Energi mahal dari bahan bakar minyak akan digantikan oleh energi yang lebih murah dan berkelanjutan,” jelas Darmawan.

Dalam sesi diskusi, sejumlah mahasiswa menyampaikan pandangannya terkait energi bersih dan transisi energi. Abid Fadil Oktavian, mahasiswa Universitas Ibn Khaldun menekankan pentingnya percepatan pemanfaatan energi hijau di Indonesia.

Green energy itu energi yang bersih dan bisa diperbarui, seperti matahari, air, angin, dan biomassa. Keuntungannya bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga bisa mengurangi ketergantungan impor energi,” ujarnya.

Mahasiswi lainnya dari UIN Syarif Hidayatullah, Dea Ananda Karunia Putri melihat transisi energi sebagai momentum perubahan.

Transisi energi itu perubahan dari sistem berbasis fosil menuju energi yang lebih bersih dan minim emisi. Kita bisa lihat contohnya dari hadirnya mobil listrik dan bus listrik di berbagai kota,” jelasnya.

Pada akhir diskusi Bahlil menegaskan bahwa indikator kemandirian energi tidak hanya berhenti pada berkurangnya impor, tetapi juga meratanya akses listrik hingga ke pelosok negeri.

Masih ada lebih dari 5.700 desa yang belum berlistrik. Pada akhir 2029, semua harus terang. Kemandirian energi bukan hanya soal produksi, tapi juga soal pemerataan keadilan energi,” katanya.

Ia mengapresiasi antusiasme generasi muda dan mendorong mereka untuk terus mempelajari teknologi energi bersih.

Teman-teman muda harus jadi pelopor perubahan. Energi masa depan ada di tangan kalian,” pesan Menteri ESDM.

Acara Langgas Berenergi diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan berlangsung santai namun penuh substansi, membahas arah kebijakan energi nasional, transisi energi bersih, serta peran generasi muda dalam mewujudkan kedaulatan energi Indonesia. (FK)

Dipublikasikan: Kamis 09 Oktober 2025