Indonesia Tegaskan Komitmen Pemanfaatan Green Hydrogen sebagai Pilar Transisi Energi Masa Depan
Ringkasan Berita
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P. Hutajulu menegaskan komitmen Indonesia dalam mengakselerasi pemanfaatan green hydrogen sebagai bagian dari strategi transisi energi nasional. Hal tersebut ia sampaikan Saat menyampaikan pesan kunci di Global Hydrogen Ecosystem Summit 2025 yang digelar di Jakarta, dengan tema “The Role of Hydrogen in the Power Sector and the Long-Term Plans” Rabu (16/04/2025).
Indonesia Tegaskan Komitmen Pemanfaatan Green Hydrogen sebagai Pilar Transisi Energi Masa Depan
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P. Hutajulu menegaskan komitmen Indonesia dalam mengakselerasi pemanfaatan green hydrogen sebagai bagian dari strategi transisi energi nasional. Hal tersebut ia sampaikan Saat menyampaikan pesan kunci di Global Hydrogen Ecosystem Summit 2025 yang digelar di Jakarta, dengan tema “The Role of Hydrogen in the Power Sector and the Long-Term Plans” Rabu (16/04/2025).
Jisman menjelaskan bahwa kebijakan penyediaan tenaga listrik Indonesia diarahkan untuk memenuhi kebutuhan secara merata, berkualitas, dan terjangkau. Hal ini menjadi bagian dari upaya besar menuju Net Zero Emission pada tahun 2060, sembari menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional.
“Indonesia telah menyusun tiga dokumen utama perencanaan energi yaitu KEN, RUKN, dan RUPTL. Perencanaan ini tidak hanya memproyeksikan kebutuhan energi, tetapi juga merefleksikan transformasi menuju sistem kelistrikan yang lebih hijau, andal, dan berkelanjutan,” ujar Jisman.
Kebutuhan listrik nasional diperkirakan akan menembus 1.800 TWh pada 2060, dengan konsumsi per kapita mencapai 5.038 kWh. Menjawab tantangan ini, pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit sebesar 443 GW, dengan bauran energi yang didominasi oleh energi terbarukan.
“Dari total kapasitas tersebut, 41,6% berasal dari energi terbarukan variabel yaitu surya dan angin yang ditopang oleh penyimpanan energi sebesar 34 GW, sedangkan 58,4% lainnya dari energi terbarukan stabil, serta pembangkit fosil berteknologi Carbon Capture and Storage,” jelasnya.
Green hydrogen dan green ammonia disebut Jisman akan memainkan peran kunci dalam bauran energi masa depan. Pemerintah menetapkan penggunaan green ammonia pada PLTU dan 100% green hydrogen pada PLTG, dimulai dengan retrofit pembangkit gas sebesar 4 GW di lima wilayah utama: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Potensi produksi green hydrogen akan dikembangkan dari pembangkit energi terbarukan, termasuk PLTA Membramo di Papua, PLTS di Nusa Tenggara Timur, dan PLTN di Kalimantan Barat. Seluruh strategi ini tidak hanya ditujukan untuk sektor ketenagalistrikan, tetapi juga diperluas ke sektor industri dan transportasi.
Dalam kesempatan yang sama Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Noer Adi Wardojo menyampaikan beberapa manfaat potensial dalam menggunakan hydrogen sebagai bahan bakar. Hydrogen idianggap sebagai sumber energi yang bersih, karena tidak menghasilkan emisi karbon, emisi dioksida sulfur, dan lain-lain yang menyebabkan polusi pada lingkungan.
Noer mengatakan, hydrogen juga memiliki potensi untuk dihasilkan dari berbagai sumber, termasuk air, gas alam, biomasa. Selain itu hydrogen dapat dikumpulkan dengan mudah dalam bentuk gas liquefied atau kompres, yang membuatnya mudah untuk dihasilkan dan digunakan.
"Dengan strategi yang tepat, Indonesia akan memperoleh keuntungan besar. Selain manfaat langsung dari pengurangan emisi karbon, penggunaan energi ini juga akan menyebabkan penemuan pekerjaan baru dan peningkatan kualitas lingkungan." tambah Noer.
Selain pembangunan infrastruktur energi baru, pemerintah juga mendorong integrasi sistem kelistrikan melalui supergrid antar dan intra-pulau, serta pengembangan pembangkit load follower guna memastikan stabilitas pasokan energi.
“Indonesia siap menjadi pemimpin transisi energi di kawasan dan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim global. Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan dari pemerintah, swasta, akademisi, hingga masyarakat untuk bersama-sama mempercepat pengembangan hydrogen sebagai solusi energi bersih dan masa depan yang berkelanjutan,” tutup Jisman. (JG)