Sinergi Pemangku Kepentingan Wujudkan Keselamatan Ekosistem Kendaraan Listrik

Penerapan aspek keselamatan pada ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) tak lepas dari sinergi dari para pemangku kepentingan. Komitmen pelaku usaha kendaraan listrik dalam penerapan keselamatan ketenagalistrikan mengemuka dalam Forum Pemenuhan Keselamatan Ketenagalistrikan pada Ekosistem KBLBB, Selasa (12/8/2024), di Jakarta.

PT PLN (Persero) merupakan salah satu badan usaha yang berperan penting dalam penyediaan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Manager Kelayakan Komersialisasi Produk PLN Oskar Praditya menyampaikan beberapa strategi PLN untuk mewujudkan infrastruktur kendaraan listrik yang aman.

"Penempatan SPKLU diimbau dilakukan di area terbuka, bukan di basement, demi mengurangi risiko kebakaran dan memperluas akses publik. Untuk home charging, PLN mempertimbangkan evaluasi antara penambahan daya dan pemasangan baru, dengan rekomendasi pemasangan baru karena lebih aman dan mudah diawasi," ujar Oskar.

PLN juga terus berinovasi untuk meningkatkan kenyamanan pengguna kendaraan listrik. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah rencana pembangunan SPKLU Center yang dilengkapi berbagai fasilitas dan layanan tambahan seperti lounge, toilet, pengecekan tekanan ban, dan pemeriksaan battery health.

Komitmen terhadap keselamatan kendaraan listrik juga muncul dari produsen mobil listrik BYD. Government Relations Supervisor BYD Indonesia Adhitya Rasta menegaskan pihaknya siap bekerja sama dengan pemerintah dan seluruh stakeholder untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.

"BYD menempatkan keselamatan baterai sebagai prioritas utama untuk memastikan kenyamanan dan keamanan pengguna, sekaligus menjaga assurance dan awareness pelanggan," kata Adhitya.

Pemenuhan keselamatan ketenagalistrikan memang menjadi hal yang penting dalam pengembangan kendaraan listrik. Perwakilan Asosiasi Pengusaha Pengisian Kendaraan Listrik Indonesia (APPKLI) Benhur menyoroti masih banyak badan usaha yang belum memahami regulasi pengusahaan SPKLU. Ia menyambut baik pelaksanan forum ini sebagai upaya menggali solusi atas penerapan keselamatan ketenagalistrikan pada kendaraan listrik.

“Pelaku usaha SPKLU mendukung penuh penerapan keselamatan ini karena risiko bahaya yang besar menuntut pencegahan maksimal,” kata Benhur.

Forum ini merupakan inisiasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dengan dengan Proyek Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV). Ini adalah upaya Ditjen Ketenagalistrikan untuk memberikan edukasi sekaligus menyerap aspirasi dari para pemangku kepentingan untuk mendorong keselamatan ketenagalistrikan pada KBLBB. Kegiatan ini diikuti oleh kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga akademisi. (AMH)