Belajar Listrik Asyik Lewat Eduvisit di Booth Activity Ditjen Gatrik
Ringkasan Berita
Booth Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang didominasi warna kuning hitam makin semarak ketika belasan siswa dari SMP IT Al Qudwah Depok hadir bersama para guru pendamping. Murid-murid berseragam Putih Biru itu sangat antusias mengikuti sesi pengenalan dunia kelistrikan, Jumat (21/11/2025).
Booth Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang didominasi warna kuning hitam makin semarak ketika belasan siswa dari SMP IT Al Qudwah Depok hadir bersama para guru pendamping. Murid-murid berseragam Putih Biru itu sangat antusias mengikuti sesi pengenalan dunia kelistrikan, Jumat (21/11/2025).
Dengan buku dan pulpen di tangan, para siswa memenuhi area paparan yang disiapkan khusus untuk edukasi dasar tentang listrik dan profesi di baliknya. Kegiatan ini merupakan eduvisit pada booth activity Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) dalam kegiatan Electricity Connect yang diselenggarajan di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta.
Dengan raut penasaran dan antusiasme yang mengalir, para siswa menyimak materi edukasi yang disampaikan dalam atmosfer belajar yang menyenangkan. Juru penerang Ajat Munajat membuka sesi dengan gaya penyampaian yang akrab dan interaktif. Ia menjelaskan bagaimana listrik mengalir dari pembangkit hingga ke rumah warga, dilengkapi materi visual yang membuat konsep kelistrikan terlihat sederhana dan mudah dipahami.
“Sumber energi ada yang dari fosil, sifatnya stabil namun terbatas. Ada juga energi terbarukan seperti surya, angin, air, dan panas bumi yang ramah lingkungan namun sifatnya intermittent atau tidak terus-menerus,” Ajat menjelaskan.
Ia lantas menjelaskan Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) yang membuka wawasan siswa tentang upaya Pemerintah membawa terang ke seluruh penjuru negeri. Para siswa memahami bahwa program ini membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan sambungan listrik pertama kali, sehingga dapat menunjang aktivitas belajar, kesehatan, hingga ekonomi keluarga.
Ditjen Ketenagalistrikan juga mengenalkan profesi Inspektur Ketenagalistrikan, mulai dari peran pembinaan, pengawasan, hingga pengujian fasilitas ketenagalistrikan sesuai standar keselamatan dan regulasi nasional. Para siswa akhirnya mengetahui bahwa ada profesi penting yang memastikan listrik aman sebelum digunakan masyarakat.
Kegiatan ini meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. M. Fayzad dari kelas 7 menyampaikan ketertarikannya pada profesi Inspektur Ketenagalistrikan.
“Seru banget acara ini soalnya cara penyampaiannya juga seru, kita jadi belajar tentang listrik di sini. Saya jadi tertarik pengen jadi Inspektur Ketenagalistrikan,” ujarnya sambil tersenyum.
Dalam sesi tanya jawab, Sari Purnamawati yang merupakan guru IPA melontarkan pertanyaan menarik tentang kemungkinan memanfaatkan energi petir sebagai sumber listrik.
Pertanyaan tersebut dijawab oleh Koordinator Kehumasan, Pengelolaan Data dan Informasi Pandu Satria Jati. Ia menegaskan bahwa pemanfaatan energi petir masih berada dalam tahap kajian.
“Petir memiliki energi besar, tetapi tidak stabil, sulit diprediksi, dan tidak tersedia terus-menerus. Untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional, kita memerlukan sumber energi yang andal dan berkelanjutan,” jelasnya.
Kunjungan ini ditutup dengan sesi foto bersama, namun kesan yang ditinggalkan tampaknya jauh lebih dalam. Salah satu pendamping, Ani Sumilih, turut memberikan apresiasi pada Ditjen Gatrik.
“Terima kasih, kami bersyukur diberi kesempatan untuk mengikuti booth activity. Ini membawa pengalaman yang baru bagi anak-anak,” tuturnya.
Melalui booth activity ini, Ditjen Gatrik berharap semakin banyak generasi muda memahami pentingnya energi, keselamatan listrik, dan peran strategis pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik untuk seluruh rakyat Indonesia. (AMH)