Sabtu, 02 Agustus 2025

Detail Berita

Selasa 24 September 2024 Berita Terkini

ASEAN Dukung Perpanjangan MoU ASEAN Power Grid untuk Wujudkan Integrasi Energi ASEAN

Ringkasan Berita

Pertemuan the 42nd ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM-42) telah berlangsung tanggal 26 September 2024 di Vienatiane, Laos. Pertemuan tersebut membahas capaian dan rencana kerjasama energi ASEAN. Salah satu capaian utama yaitu bahwa seluruh negara anggota ASEAN telah menandatangani Instrument of Extension (IoE) sebagai kesepakatan untuk perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) ASEAN Power Grid (APG) dan Instrument of Extension (IoE) the ASEAN Petroleum Security Agreement. Perjanjian kerja sama ini dinilai krusial untuk mewujudkan proyek interkonektivitas energi di kawasan ASEAN.

 

Pertemuan the 42nd ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM-42) telah berlangsung tanggal 26 September 2024 di Vienatiane, Laos. Pertemuan tersebut membahas capaian dan rencana kerjasama energi ASEAN. Salah satu capaian utama yaitu bahwa seluruh negara anggota ASEAN telah menandatangani Instrument of Extension (IoE) sebagai kesepakatan untuk perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) ASEAN Power Grid (APG) dan Instrument of Extension (IoE) the ASEAN Petroleum Security Agreement. Perjanjian kerja sama ini dinilai krusial untuk mewujudkan proyek interkonektivitas energi di kawasan ASEAN.

"Pemerintah Indonesia telah menandatangani perpanjangan MoU APG dan MoU APSA yang dapat meningkatkan interkonektivitas di kawasan ASEAN," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman Hutajulu selaku SOE Leader Indonesia pada SOME Preparatory Meeting for The Forty Second ASEAN Ministers on Energy Meeting (SOME Prep For The 42nd AMEM) di Lao National Convention Center (NCC), Vientiane, Laos, pada Selasa (24/09/2024).

Secretary in-Charge Head of Power Utilities and Authorities (HAPUA) melaporkan perkembangan interkoneksi di ASEAN yang telah operasional dengan total kapasitas hingga 10.249 MW yang terdiri dari 18 (delapan belas) titik interkoneksi, yang sedang konstruksi sekitar 5.500 MW dan interkoneksi potensial hingga 9.500 MW.

Jisman juga menyampaikan apresiasi atas laporan tahunan HAPUA terkait pencapaian power utilities dalam memajukan tujuan-tujuan energi ASEAN. Indonesia juga menginisiasi pembahasan potensi interkonektivitas antara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina dalam kerangka kerja subregional Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines Power Interconnection Project (BIMP-PIP). "Indonesia berharap dukungan berkelanjutan dari HAPUA terhadap inisiatif BIMP-PIP guna memperkuat proyek interkonektivitas," ungkap Jisman.

Selain itu, perkembangan Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) telah menggelar pipa gas sepanjang 3.631 km menghubungkan 6 (enam) negara melingkupi Singapura, Malaysia, Myanmar, Thailand, Viet Nam dan Indonesia, dan total kapasitas regasifikasi 57,76 Mtpa melalui 14 (empat belas) terminal, di samping itu terdapat kapasitas 36,12 Mtpa yang sedang dalam tahap pengembangan.

Senada dengan Jisman, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Wanhar selaku Chairman Power and Energy Infrastructure Cluster (PEIC) forum BIMP-EAGA menambahkan bahwa Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina sepakat memperkuat kerja sama ketenagalistrikan demi menjaga keamanan energi dalam skala subregional.

"Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina telah membahas inisiasi BIMP-PIP dalam beberapa forum, sebagai bagian dari kerja sama Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA)," ungkap Wanhar.

Ia menyampaikan dalam peningkatan kerja sama energi dalam ASEAN didukung penuh oleh negara mitra, seperti Amerika Serikat yang telah berkontribusi melalui United States Trade and Development Agency (USTDA) yang membantu pendanaan studi interkoneksi bersama ASEAN Centre for Energy (ACE).

“Kami berharap dengan dukungan USTDA, interkoneksi BIMP-PIP dapat terealisasi sesuai rencana,” jelas Wanhar. (AT)

 

Dipublikasikan: Selasa 24 September 2024