Sabtu, 02 Agustus 2025

Detail Berita

Kamis 31 Agustus 2023 Berita Terkini

Dukung Pengembangan Transisi Energi, Ditjen Gatrik Gelar Bedah Paper

Ringkasan Berita

Indonesia adalah negara kepulauan dengan dikelilingi oleh perairan dan karena berada di negara tropis maka Indonesia juga memiliki potensi energi surya yang besar. Untuk itu Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen memanfaatkan potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia sebagai sumber energi andalan di masa depan. Salah satu aksi nyata yang dilakukan adalah mempercepat pengembangan EBT untuk peningkatan penyediaan energi listrik maupun non-listrik.

 

Indonesia adalah negara kepulauan dengan dikelilingi oleh perairan dan karena berada di negara tropis maka Indonesia juga memiliki potensi energi surya yang besar. Untuk itu Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen memanfaatkan potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia sebagai sumber energi andalan di masa depan. Salah satu aksi nyata yang dilakukan adalah mempercepat pengembangan EBT untuk peningkatan penyediaan energi listrik maupun non-listrik.

 

Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan Bedah Paper “Global Atlas of Marine Floating Solar PV Potential” pada Kamis, (31/08/2023). Kegiatan Acara Bedah Paper ini merupakan bagian dari forum literasi informasi di bidang ketenagalistrikan yang rutin diselenggarakan oleh Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, dan ini adalah acara Bedah Paper pertama di tahun 2023.

 

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari dalam pembukaan acara tersebut menyampaikan, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana belajar, menambah wawasan, serta peningkatan kemampuan public speaking pegawai.

 

“Adanya Acara Bedah Paper ini merupakan sarana berbagi pengetahuan dari pegawai Ditjen Ketenagalistrikan melalui karya tulis yang telah dipublikasikan. Selain itu, melalui acara ini Perpustakaan Ditjen Ketenagalistrikan ingin mengajak para pegawai dan masyarakat umum untuk meningkatkan literasi, informasi, serta sarana pengetahuan di bidang Ketenagalistrikan,” Jelas Ida.

 

Ida menyampaikan paper yang akan dibedah pada acara hari ini berjudul: “Global Atlas of Marine Floating Solar PV Potential”. Karya tulis ini membahas tentang potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung. Paper ini merupakan karya tulis bersama dari David Firnando Silalahi dan rekannya, Andrew Blakers. Saudara David Firnando Silalahi sendiri merupakan ASN Ditjen Ketenagalistrikan yang sedang menimba ilmu di Austalian National University sebagai Candidate PhD in Solar Energy.

 

“Paper ini secara ringkas membahas mengenai PLTS Terapung di laut Khatulistiwa yang tenang. PLTS Terapung ini dapat menyediakan energi surya ‘tak terbatas’ secara efektif untuk negara-negara berpenduduk padat di Asia Tenggara dan Afrika Barat,” imbuh Ida.

 

Narasumber dalam bedah paper hari ini ASN Ditjen Ketenagalistrikan yang sedang menimba ilmu di Austalian National University sebagai Candidate PhD in Solar Energy, David Firnando Silalahi menyampaikan bahwa pengembangan Marine Floating Solar PV memiliki peranan penting dalam transisi energi menuju 100% renewable energy future, untuk mencapai target net zero emission sekaligus memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik yang terus meningkat.

“Untuk melihat potensi wilayah laut mana yang cocok untuk pengembangan PLTS terapung lepas pantai (Offshore Floating Solar PV) perlu mempertimbangkan beberapa hal diantaranya kecepatan angin, ketinggian gelombang, selain itu perlu dipertimbangkan apakah termasuk kawasan konservasi, dan pertimbangan territorial,” ujar David.

 

David menyampaikan wilayah yang memiliki prospek paling bagus berada (pada 5–12 derajat) garis lintang khatulistiwa, termasuk wilayah perairan Indonesia, dan beberapa wilayah di Afrika, yang memiliki karakteristik perairan yang tenang, dengan ketinggian gelombang kurang dari 6m dan kecepatan angin kurang dari 15m/s, yang mana kurang cocok untuk pengembangan off-shore wind farm, sehingga off-shore floating Solar PV ini bisa menjadi alternatif.

 

“Untuk saat ini harga PLTS terapung masih lebih tinggi, 10 – 20 % dari PLTS biasa, tapi ada kota atau negara yang memang harus menggunakan PLTS terapung, karena terkendala kurangnya lahan, namun tetap harus memperhatikan instalasinya apakah akan aman dalam 20 tahun kedepan sesuai dengan keekonomiannya lebih ekonomis,” jelas David.

 

Mewakili pimpinan Ditjen Ketenagalistrikan, Ida mendukung dan mengapresiasi pengemasan bedah paper ini. Ia berharap kegiatan ini dapat terus dilanjutkan sebagai sarana pengembangan kompetensi para peserta diskusi dan diharapkan mendapatkan gambaran sekaligus menambah wawasan terkait pengembangan transisi energi di Indonesia utamanya terkait PLTS Terapung.

 

“Semoga webinar ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan terkait pengembangan transisi energi di Indonesia. Selamat berdiksusi, semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,” tutup Ida. (RA)

Dipublikasikan: Kamis 31 Agustus 2023