Sabtu, 09 Agustus 2025

Detail Berita

Kamis 13 Juli 2023 Berita Terkini

EBTKE ConEx 2023, Ditjen Ketenagalistrikan Paparkan Perencanaan Ketenagalistrikan yang Lebih Hijau

Ringkasan Berita

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan telah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 dengan memperbesar porsi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). RUPTL PLN 2021-2030 saat ini merupakan RUPTL lebih hijau karena porsi penambahan pembangkit EBT sebesar 51,6%, lebih besar dibandingkan penambahan pembangkit fosil sebesar 48,4%.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan telah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 dengan memperbesar porsi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). RUPTL PLN 2021-2030 saat ini merupakan RUPTL lebih hijau karena porsi penambahan pembangkit EBT sebesar 51,6%, lebih besar dibandingkan penambahan pembangkit fosil sebesar 48,4%.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Wanhar dalam Acara Diskusi Panel Decarbonising the Power Sector (greening the grid) pada The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023 di Tangerang Selatan, Kamis (13/07/2023). Dalam kesempatan tersebut Wanhar memaparkan perencanaan ketenagalistrikan yang lebih hijau untuk menuju Net Zero Emission.

“Sektor energi akan memainkan peran penting untuk mencapai Net Zero Emission. Berdasarkan konsolidasi antara Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sektor energi akan mengemisi 129 juta ton CO2 pada tahun 2060,” ujar Wanhar.

Lebih lanjut Wanhar menjelaskan bahwa dalam pemodelan Net Zero Emission (NZE) ada empat skenario utama. Pertama BaU, ini adalah skenario Business as Usual di mana pembangunan ketenagalistrikan akan menelan biaya paling rendah tanpa intervensi kebijakan dan emisi CO2 tak terbatas. Sedangkan yang kedua skenario Zero Emission Decommissioning (ZE Decommissioning), skenario Zero Emission Retrofitting (ZE Retrofitting) dan skenario Low Emission (LE) merupakan pengembangan ketenagalistrikan dengan pemanfaatan energi terbarukan secara masif.

Untuk scenario ketiga,  ZE Decommissioning, bahan bakar fosil akan dinonaktifkan ketika nilai bukunya telah mencapai 0. Untuk skenario ke empat yaitu perkuatan ZE, dimana bahan bakar fosil akan dialihkan ke Biomassa, Amoniak, dan Hidrogen menuju Nol Emisi. Di sisi lain, skenario NZE akan memfokuskan penerapan Teknologi CCS dan sisa emisi karbon akan diserap oleh sektor lain.

“Untuk memproyeksikan permintaan listrik, pemodelan telah memperhitungkan produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Visi Indonesia 2045 Menjadi Negara Maju, rata-rata pertumbuhan PDB dari sasaran tahun 2022 sampai dengan tahun 2045 sebesar 6,0% dan peran Kawasan Timur Indonesia pada tahun 2045 sebesar 25%. Karena Pandemi Global Covid-19, PDB menyusut 2,07% pada tahun 2020. Dua tahun terakhir adalah fase pemulihan dan Redesain Transformasi Ekonomi dimulai,” ungkap Wanhar.

Dalam kesempatan itu Wanhar menegaskan untuk mengirimkan daya dari pembangkit-pembangkit EBT ke Pusat demand, dibutuhkan pengembangan transmisi dan interkoneksi sistem tenaga listrik. Berdasarkan proyeksi, pusat-pusat demand masih akan ada di pulau jawa dengan sumber daya EBT berada di Sumatera, Kalimantan. Sedangkan untuk pengembangan Smelter di Sulawesi yang signifikan, alterntaif kebutuhan listriknya akan disediakan dari Pulau Kalimantan.

“Selain itu Salah satu tantangan dalam penerapan dan percepatan energi terbarukan di Indonesia adalah pandangan bahwa Energi Terbarukan intermiten akan mengganggu stabilitas sistem tenaga listrik, untuk itu pengembangan teknologi transmisi dan distribusi agar adaptif dengan sifat intermintensi EBT sangat penting bagi pengembangan EBT,” pungkas Wanhar.

 

The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023

Sperti diketahui, The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023 merupakan event tahunan yang menghadirkan dan menyediakan sarana kepada para pemangku kepentingan untuk berkumpul dan bersama-sama mendorong inovasi dalam bidang energi terbarukan dan konservasi energi untuk transisi energi bersih. Menteri ESDM Arifin Tasrf pada pembukaan event ini, Rabu (12/07/2023) menyampaikan bahwa dalam mewujudkan komitmen transisi energi tersebut tentu berhadapan dengan berbagai macam tantangan yang hanya bisa diselesaikan melalui kerjasama pemerintah dengan berbagai pihak. Menurutnya masih banyak yang harus dilakukan untuk bisa mengoptimalkan kapasitas yang terpasang sekarang.

Menteri Arifin mengapresiasi kegiatan ini sebagai sarana sosialisasi pentingnya transisi energi ke masyarakat. Momentum ini merupakan trigger bagaimana kita mengupayakan untuk bisa mensosialisaikan ke seluruh lapisan masyarakat, agar bisa mendapatkan dukungan karena secara langsung atau tidak langsung terimpact adalah masyarakat. Saya juga mengapresiasi kerjasama badan usaha dalam mendukung pemerintah membangun energi baru terbarukan di negeri kita (EBT).

Kegiatan The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023 dilaksanakan oleh Kementerian ESDM bersama Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). Acara yang terdiri dari Pameran dan Konferensi di bidang energi terbarukan ini mengambil tema "From Commitment To Action: Safeguarding Energy Transition Towards Indonesia Net Zero Emissions 2060" ini berlangsung pada tanggal 12 s.d. 14 Juli 2023 di ICE BSD Tangerang, Banten. (RA)

Dipublikasikan: Kamis 13 Juli 2023