Gelar Bedah Paper, Perpustakaan Ditjen Gatrik Diskusikan Metode Perencanaan Pembangkit VRE
Ringkasan Berita
Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Perpus Gatrik) menggelar forum Bedah Paper perdana tahun 2025, Selasa (24/6/2025). Diskusi membedah karya tulis pegawai ini mengangkat tema pentingnya metode analisis dalam perencanaan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Kegiatan ini menjadi ruang peningkatan literasi sekaligus ajang berbagi pengetahuan teknis mengenai penetrasi Variable Renewable Energy (VRE) dalam sistem ketenagalistrikan nasional.
Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Perpus Gatrik) menggelar forum Bedah Paper perdana tahun 2025, Selasa (24/6/2025). Diskusi membedah karya tulis pegawai ini mengangkat tema pentingnya metode analisis dalam perencanaan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Kegiatan ini menjadi ruang peningkatan literasi sekaligus ajang berbagi pengetahuan teknis mengenai penetrasi Variable Renewable Energy (VRE) dalam sistem ketenagalistrikan nasional.
"Forum literasi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan secara komprehensif dalam mengevaluasi kondisi eksisting maupun konfigurasi sistem tenaga listrik yang direncanakan untuk dikembangkan ke depan, termasuk yang melibatkan Variable Renewable Energy." ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari saat membuka acara Bedah Paper bertema Mengenal Metode Transient dan Small Signal Analysis dalam Perencanaan Pembangkitan VRE.
Paper yang dibedah dalam diskusi ini berjudul "Pemanfaatan Metode Transient dan Small Signal Analysis dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik Berbasis Variable Renewable Energy" karya Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Ditjen Gatrik, Nanda Avianto Wicaksono. Paper ini membahas metode analisis yang digunakan untuk mengkaji penetrasi pembangkit listrik berbasis variable renewable energy (VRE) pada dua sistem di Sistem Sulawesi bagian Selatan dan Sistem Timor.
"Sistem kelistrikan yang mendapatkan penetrasi VRE bersifat intermitten. Sistem kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan dan Timor memiliki banyak potensi EBT yang dapat dikembangkan namun perlu perencanaan yang baik untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan," ucap Ida.
Nanda menjelaskan bahwa pembangkit VRE seperti PLTS dan PLTB memiliki karakteristik intermiten, yakni perubahan output daya yang cepat dan tidak terduga akibat fluktuasi sumber energi alam, sehingga kerap berada dalam kondisi transient (tidak stabil).
“Perubahan daya dari pembangkit VRE berpotensi mengganggu keseimbangan sistem dan menurunkan tingkat keandalannya,” jelas Nanda.
Untuk itu, ia mengusulkan dua metode pendekatan, yakni transient analysis dan small signal analysis, untuk mengevaluasi dampak VRE terhadap sistem kelistrikan. Studi dilakukan pada PLTA Poso, PLTB Sidrap, dan PLTB Tolo di sistem Sulawesi bagian Selatan. Hasilnya, transient analysis menunjukkan bahwa PLTA Poso 2 masih mampu mengatasi fluktuasi daya dari PLTB Sidrap dan Tolo. Sementara itu, small signal analysis menunjukkan bahwa rencana penambahan PLTB 135 MW dalam RUPTL PLN 2019–2028 tidak memengaruhi kestabilan sistem pada kondisi operasi normal.
“Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem eksisting maupun konfigurasi pengembangan ke depannya,” tambah Nanda.
Untuk memperkaya diskusi dari sisi akademik maupun praktis, acara ini turut menghadirkan Rektor Institut Teknologi PLN, Iwa Garniwa, sebagai penanggap. Dalam pemaparannya, Iwa menjelaskan bahwa pendekatan small signal analysis dan transient analysis memiliki karakteristik yang berbeda, dan masing-masing digunakan sesuai dengan kondisi analisis sistem tenaga listrik yang dihadapi.
"Transient analysis itu dapat digunakan apabila terjadi gangguan atau interaksi di dalam suatu sistem sedangkan small signal analysis metode untuk melihat kestabilan saat kondisi dia normal atau steady state."tambah Prof. Iwa.
Kegiatan Bedah Paper menjadi sarana bagi pegawai Ditjen Gatrik untuk berbagi ilmu dan pengalaman melalui karya tulis ilmiah. Forum ini diharap dapat meningkatkan literasi teknis dan memperluas pemahaman publik terhadap isu-isu strategis di sektor ketenagalistrikan. (JG)