Minggu, 24 Agustus 2025

Detail Berita

Rabu 20 Agustus 2025 Berita Terkini

Kunjungi PLTS Terapung Cirata, Kementerian ESDM Lakukan Pemantauan dan Pengawasan Keandalan Sistem

Ringkasan Berita

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mendampingi Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Jawa Barat, Rabu (20/8/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari pemantauan dan pengawasan keandalan sistem tenaga listrik serta pengawasan tata kelola pengusahaan ketenagalistrikan pada proyek energi terbarukan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mendampingi Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Jawa Barat, Rabu (20/8/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari pemantauan dan pengawasan keandalan sistem tenaga listrik serta pengawasan tata kelola pengusahaan ketenagalistrikan pada proyek energi terbarukan.

Inspektur I Itjen Kementerian ESDM Qatro Romandhi menegaskan bahwa kunjungan ini sejalan dengan mandat Asta Cita Presiden Republik Indonesia terkait penguatan ketahanan energi.

“Kunjungan ini adalah bagian dari fungsi pengawasan tata kelola pengusahaan ketenagalistrikan yang baik, termasuk pembelajaran dan dukungan pada model bisnis, teknologi, serta operasional pembangkit energi terbarukan on-grid di Indonesia,” ungkapnya.

Qatro menambahkan, PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 192 MWp adalah ikon transisi energi nasional. Untuk itu, dengan melihat langsung, pihaknya dapat membuktikan dan mendapatkan gambaran bahwa PLTS ini sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan yang terintegrasi dengan sistem kelistrikan nasional (on grid system).

President Director PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energy (PMSE) Dimas Kaharudin menjelaskan bahwa pihaknya mengelola PLTS Terapung Cirata yang resmi beroperasi dan terhubung ke jaringan listrik PT PLN (Persero) sejak 2023. PLTS ini membuktikan bahwa Indonesia mampu mengembangkan energi terbarukan skala besar dengan tetap menjaga keandalan sistem. Ia menyebut, PLTS ini mampu menghasilkan listrik sekitar 250–300 GWh per tahun dan mengurangi emisi karbon hingga 214.000 ton CO2 per tahun.

"Keunggulan lain proyek ini adalah memanfaatkan waduk buatan sehingga tidak mengganggu lahan produktif, sekaligus memberikan kombinasi optimal dengan PLTA Cirata yang sudah ada," ujarnya.

Ia menyebut, rencana pengembangan PLTS Terapung Cirata menghadapi sejumlah tantangan, antara lain keberadaan keramba jaring apung yang melebihi daya dukung waduk, wabah gulma air, serta potensi pembentukan gas H2S dari sisa pakan ikan yang dapat merusak peralatan pembangkit maupun struktur bendungan.

Kementerian ESDM menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk mengatasi persoalan sosial-lingkungan ini agar keberlanjutan PLTS tetap terjaga. Hadir mendampingi kunjungan tersebut, Koordinator Humas dan Layanan Informasi Publik Ditjen Ketenagalistrikan Pandu Satria Jati, inspektur ketenagalistrikan dan tim terkait. (RA)

Dipublikasikan: Rabu 20 Agustus 2025