Sabtu, 02 Agustus 2025

Detail Berita

Kamis 23 Januari 2025 Berita Terkini

Melepaskan Beban Lewat Meditasi Bersama Bunda Arsaningsih

Ringkasan Berita

Aduditorium Ditjen Ketenagalistrikan berkapasitas 150 orang penuh, namun suasananya begitu hening. Terdengar suara isakan seseorang yang menangis perlahan di tengah panggung. Semua mata tertuju pada sosok Bunda Arsaningsih, motivator sekaligus praktisi kesehatan mental yang dengan sabar mendampingi peserta tersebut bermeditasi. Ia memegang tangan peserta itu, memberikan ketenangan di tengah kesedihan yang mendalam.

 

Aduditorium Ditjen Ketenagalistrikan berkapasitas 150 orang penuh, namun suasananya begitu hening. Terdengar suara isakan seseorang yang menangis perlahan di tengah panggung. Semua mata tertuju pada sosok Bunda Arsaningsih, motivator sekaligus praktisi kesehatan mental yang dengan sabar mendampingi peserta tersebut bermeditasi. Ia memegang tangan peserta itu, memberikan ketenangan di tengah kesedihan yang mendalam.

Tak berapa lama, isak tangis yang awalnya hanya terdengar dari seorang peserta menular. Beberapa peserta terbawa dalam suasana haru dan ikut menitikkan air mata. Semua peserta tampak terdiam, seolah-olah merasakan kesedihan yang sama. Namun, Bunda Arsasningsih tidak membiarkan ruangan itu tenggelam dalam kesedihan terlalu lama. Dengan penuh kehangatan, ia mengajak semua peserta untuk ikut menutup mata dan memulai meditasi.

Meditasi pun dimulai, semua peserta dibawa ke dalam keheningan untuk melepaskan beban-beban yang ada. Perlahan ekspresi di wajah peserta berubah. Ratusan orang peserta dibawa ke dalam kedamaian di tengah hiruk-pikuknya dunia kerja.

Sesi meditasi yang dipimpin oleh Bunda Arsaningsih merupakan bagian dari acara sharing session bertajuk “Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja” yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kamis (23/1/2025).

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Ida Nuryatin Finahari, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada para pegawai tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan mental.

“Perubahan pola kerja akibat pandemi telah menjadi tantangan besar bagi pekerja. Jika dulu bekerja berlangsung dari pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore, kini batasan waktu tersebut hampir hilang. Kita bekerja dari pagi hingga malam, baik secara online maupun offline,” ungkap Ida.

Menurut Ida terdapat kebiasaan baru di kalangan pekerja, di mana pekerjaan sering kali tidak mengenal hari. Bahkan saat akhir pekan atau ketika berada di mal, membawa tablet atau meluangkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan di kafe sudah menjadi hal yang lumrah.

“Hal seperti ini terjadi tidak hanya di Ditjen Gatrik, tetapi juga di banyak unit kerja lainnya. Tanpa kita sadari, pola kerja seperti ini berdampak pada kesehatan mental,” tambahnya.

Bunda Arsaningsih menjelaskan bahwa kesehatan mental memiliki kaitan erat dengan kesehatan spiritual. Ia menekankan bahwa kesehatan fisik, mental, dan spiritual harus dikelola secara holistik untuk mencapai hidup yang berkualitas.

“Dari proses menjalani hidup, kesehatan mental juga memengaruhi kesehatan spiritual. Maka, untuk hidup damai, tenang, dan sehat, kita perlu memahami bagaimana ketiganya fisik, mental, dan spiritual dapat dikelola dengan baik,” ungkapnya.

Menurutnya, mengelola kesehatan secara holistik adalah kunci untuk mencapai sehat paripurna, yang memungkinkan seseorang menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik.

Salah satu peserta, Lita Sihite, membagikan pengalamannya setelah mengikuti sesi meditasi. Ia mengungkapkan bahwa sesi ini sangat membantunya dalam menemukan kehadiran Tuhan dan melepaskan beban emosi yang selama ini terpendam.

“Kebetulan saya sedang mencari meditasi untuk merasakan kehadiran Tuhan. Selama ini, saya hanya bisa fokus 1-2 menit sebelum terdistraksi, tapi tadi saya benar-benar bisa berserah kepada Yang Di Atas dan rasanya plong sekali,” ungkap Lita.

Ia juga menambahkan bahwa sesi meditasi membantunya memaafkan dengan tulus.

“Selama ini memaafkan orang hanya dari bibir, tapi tadi benar-benar dari dalam hati. Sangat bermanfaat. Sampah-sampah emosi yang masuk itu sangat banyak, kita perlu mengeluarkannya dan membuka hati agar bisa disembuhkan,” tuturnya.

Sharing session ini bertujuan memberikan wawasan kepada para peserta tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kesehatan mental. Kegiatan ini merupakan inisiasi Ditjen Ketenagalistrikan dengan menggandeng PT PLN Nusantara Power.

Peserta yang hadir baik secara fisik di Gedung Soemantri Brodjonegoro Jakarta dan secara online melalui Zoom Webinar mencapai ratusan. Mereka berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan juga terbuka untuk umum. (AT)

 

Dipublikasikan: Kamis 23 Januari 2025