Mengenal ‘Logic Model’ untuk Mencapai Target Kinerja

Setiap organisasi pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menampilkan kinerja prima. Pengukuran kinerja menjadi faktor penting untuk mengevaluasi sejauh mana organisasi telah memberikan kinerja terbaiknya. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Gatrik) sebagai organisasi Pemerintah terus berupaya mendorong pegawainya berkinerja prima, diantaranya melalui berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait Performance Measurement dengan logic model.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari pada acara Alumni Talk “Belajar Logic Model Untuk Capai Kinerja Prima”, Jumat (24/11/2023). Acara yang dikemas dalam bentuk webinar ini merupakan bagian dari forum literasi di bidang ketenagalistrikan yang rutin diselenggarakan oleh Perpustakaan Ditjen Gatrik.

“Logic model merupakan sebuah tools untuk mengevaluasi kegiatan/program dalam rangka pencapaian kinerja serta perbaikan tata kelola,” terang Ida.

Lebih lanjut Ida menjelaskan, pendekatan logic model bisa digunakan untuk mendesain program atau kegiatan yang dapat membantu mengorganisasi dan sistemasi perencanaan program, manajemen, dan fungsi evaluasinya.

Narasumber Webinar Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Muda Ditjen Ketenagalistrikan Ardian Fitriyanto menyampaikan bahwa logic model menurut W K Kellogg Foundation merupakan cara yang sistematis dan visual untuk menyajikan dan berbagi pemahaman tentang hubungan antara sumber daya yang dimiliki untuk mengoperasikan program, kegiatan yang direncanakan untuk dilakukan, dan perubahan atau hasil yang ingin dicapai.

 “Logic model ini sebuah tools yang sangat berguna untuk evaluasi, tapi harus dibarengi dengan ketentuan atau pengaturan. Memvisualisasikannya harus dengan pasangannya, yaitu ketentuan atau pengaturan seperti Peraturan Menteri”, ujar Ardian.

Pada dasarnya instansi Pemerintah menurut Ardian telah menggunakan logic model dalam perencanaan kinerja, akan tetapi terdapat fungsi penting lain yang sangat bermanfaat buat instansi yaitu sebagai tools evaluasi pada program dan kegiatan yang dilakukan instansi Pemerintah.

“Bukan hanya dari sisi perencanaan, di sisi implementasi serta monitoring dan evaluasi dapat dilakukan menggunakan tools logic model ini,” ujar Ardian.

Kepala Dean Office for Strategic Planning, Evaluation, and Monitoring – International Ranking (DOSPEM-IR) FEB-UI Dyah Setyaningrum sebagai narasumber penanggap menyampaikan terkait Performance Measurement. Menurutnya Performance Measurement adalah pengukuran result atau outcome dan efisiensi dari program kerja. Hal ini disebut Dyah sebagai komponen yang penting untuk bisa mengetahui bagaimana kinerja organisasi.

“Pada saat kita melakukan, menyusun kinerja, kita akan dihadapkan pada informasi-informasi atau program kerja yang perlu kita ukur, karena kita mengharapkan bahwa hasil yang kita peroleh itu bisa mencapai strategi yang sudah ditetapkan institusi tersebut,” papar Dyah.

Salah satu peserta webinar, Apriana Susaei yang merupakan pegawai PPBMN KESDM menyampaikan aspirasinya terhadap program ini. Menurutnya selama ini baru Ditjen Ketenagalistrikan yang punya kegiatan sharing knowledge yang lebih membumi karena disampaikan oleh pegawai internal, sehingga output dan outcomenya untuk yang bersangkutan dan juga organisasi tercapai.

Selain kegiatan Alumni Talk, Forum Literasi Ketenagalistrikan diselenggarakan rutin secara bergantian kegiatan lain seperti bedah buku, bedah paper, battle series, dan Ngopi (Ngobrol Pintar) bersama perpustakaan Ditjen Ketenagalistrikan. (RO)