Sabtu, 02 Agustus 2025

Detail Berita

Jumat 04 Juli 2025 Berita Terkini

Percepat Transisi Energi, Gasifikasi Klaster Nias Mulai Dibangun

Ringkasan Berita

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mempercepat transisi energi dengan mengonversi pembangkit listrik berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi berbasis gas yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Salah satunya melalui peluncuran Proyek Gasifikasi Klaster Nias, yang ditandai dengan seremoni peletakkan batu pertama (groundbreaking). Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P. Hutajulu, saat menyampaikan sambutan secara daring pada acara Groundbreaking Ceremony Proyek Gasifikasi Klaster Nias di Gunungsitoli, Sumatera Utara, Kamis (04/06/2025). 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mempercepat transisi energi dengan mengonversi pembangkit listrik berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi berbasis gas yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Salah satunya melalui peluncuran Proyek Gasifikasi Klaster Nias, yang ditandai dengan seremoni peletakkan batu pertama (groundbreaking). Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P. Hutajulu, saat menyampaikan sambutan secara daring pada acara Groundbreaking Ceremony Proyek Gasifikasi Klaster Nias di Gunungsitoli, Sumatera Utara, Kamis (04/06/2025). 

 
“Gasifikasi PLTMG Nias adalah bagian dari enam klaster gasifikasi nasional yang bertujuan menurunkan konsumsi BBM dan meningkatkan efisiensi pembangkitan,” ujar Jisman.
 
Ia menyampaikan gasifikasi PLTMG Nias akan dilakukan oleh PT PLN Energi Primer Indonesia bekerja sama dengan PT Berkat Samudera Gemilang Lines. Proyek ini ditargetkan rampung pada Kuartal IV 2025 dan mulai beroperasi secara bertahap pada Januari 2026. Pada tahap awal, penghematan biaya bahan bakar diperkirakan mencapai Rp 72,4 miliar per tahun, dengan potensi mencapai Rp 153 miliar per tahun. Selain itu, emisi karbon juga akan berkurang hingga 47 ribu ton CO? per tahun.
 
Jisman menyampaikan, saat ini sistem kelistrikan Pulau Nias masih bersifat terisolasi dan sangat bergantung pada pembangkit BBM, dengan cadangan daya mencapai 20 MW. Meski cadangan mencukupi, struktur biaya pokok penyediaan (BPP) dinilai tinggi. Gasifikasi pembangkit menjadi solusi strategis untuk menurunkan biaya dan meningkatkan ketahanan energi.
 
“Langkah ini bukan hanya untuk menghadirkan listrik yang andal dan terjangkau, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan ketahanan energi nasional,” tambah Jisman.
 
Proyek ini merupakan bagian dari program nasional yang mencakup kapasitas pembangkit sebesar 2,27 GW dengan kebutuhan gas 123,8 BBTUD. Jika seluruh program berjalan optimal, penghematan bahan bakar nasional bisa mencapai 220,9 juta USD atau setara Rp 3,5 triliun per tahun, serta menurunkan konsumsi BBM sebanyak 1,26 juta kiloliter per tahun.
 
Pemerintah berharap sinergi yang terbangun antara Kementerian, Pemerintah Daerah, PLN, dan sektor swasta dapat mempercepat implementasi gasifikasi tidak hanya di Nias, tetapi juga di klaster-klaster lain seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua. (JG)
Dipublikasikan: Jumat 04 Juli 2025