PLTS Hybrid Nusa Penida, Langkah Strategis Penyediaan Listrik Bersih
Ringkasan Berita
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkomitmen menyediakan energi bersih. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Nusa Penida di Bali dianggap langkah strategis pemerintah menyediakan listrik bersih melalui energi baru dan terbarukan (EBT).
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkomitmen menyediakan energi bersih. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Nusa Penida di Bali dianggap langkah strategis pemerintah menyediakan listrik bersih melalui energi baru dan terbarukan (EBT).
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan saat mendampingi Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PLTS Klungkung Nusa Penida, di Bali, Senin (09/09/2024).
“PLTS Nusa Penida merupakan salah satu contoh nyata dari upaya kita dalam meningkatkan kapasitas energi terbarukan di tanah air,” ujar Jisman.
Selain pengembangan pembangkit EBT, satu hal penting menurut Jisman dalam mendukung pasokan Listrik di Bali adalah penyelesaian proyek Jawa Bali Connection 500 kV yang dibangun untuk mentransfer tenaga listrik dari Jawa ke Bali dengan kapasitas transfer 1.400 MW.
“Penyelesaian proyek ini memberikan peluang efisiensi penyediaan tenaga listrik dan juga keandalannya,” ungkap Jisman.
Seperti diketahui, permintaan listrik di wilayah Jawa dan Bali terus mengalami peningkatan. Kebijakan dan strategi penyeimbangan antara pasokan dan permintaan, termasuk optimalisasi sumber energi terbarukan dan pembaruan infrastruktur di Jawa Bali dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi masalah oversupply.
“Dengan demikian, jaringan listrik di Jawa dan Bali dapat terus memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri secara efisien dan berkelanjutan,” kata Jisman.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Ia mengingatkan komitmen dalam mencapai Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030 dan mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih awal.
“PLTS Hybrid Nusa Penida berkapasitas 1,84 MWh menggunakan Battery Energy Storage System (BESS). Terobosan ini mampu menghadirkan energi bersih dengan pengurangan penggunaan energi fosil,” ujar Sugeng.
Kehadiran PLTS Nusa Penida mampu menurunkan emisi sebesar 4,19 ribu ton CO2e per tahun. Untuk itu Sugenag mendorong pelaku industri sebagai pengguna energi dalam jumlah besar untuk dapat berperan serta dalan mendukung percepatan transisi energi di Indonesia.
Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero) Adi Lumakso mengatakan, PLTS Nusa Penida memiliki kapasitas terpasang 3,5 MW, BESS 3,3 MWh, dengan CF terkontrak 20,83% dan periode kontrak 25 tahun. Persentase kapasitas EBT di Nusa Penida sebesar 18,23% dari total kapasitas pembangkit di Nusa Penida. Ia juga menyampaikan produksi kWh PLTS Nusa Penida sampao dengan Agustus 2024 sebesar 3,7 GWh atau setara 6,57% dari total produksi pembangkit di Nusa Penida, dan dengan CF realiasi sebesar 18%.
“Rata-rata produksi PLTS Nusa Penida per bulan sebesar 500 MWh atau setara melistriki 4.500 pelanggan rumah tangga di Nusa Penida,” ungkap Adi. (AT)