Swasembada Energi Butuh Peran Generasi Muda
Ringkasan Berita
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama B Universe menggelar kegiatan Ngobrol Energi dan Mineral 2025, Rabu (23/7/2025) di Anjungan Sarinah, Jakarta. Acara yang mengusung tema “Energi: Masa Depan Kita, Tanggung Jawab Kita” bertujuan meningkatkan pemahaman serta mendorong keterlibatan generasi muda dalam pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral yang berkelanjutan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama B Universe menggelar kegiatan Ngobrol Energi dan Mineral 2025, Rabu (23/7/2025) di Anjungan Sarinah, Jakarta. Acara yang mengusung tema “Energi: Masa Depan Kita, Tanggung Jawab Kita” bertujuan meningkatkan pemahaman serta mendorong keterlibatan generasi muda dalam pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral yang berkelanjutan.
Hadir sebagai pembicara, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Penyelesaian Isu Strategis Bidang ESDM Muhammad Pradana Indraputra. Ia menegaskan bahwa isu swasembada energi menjadi fokus utama pemerintah. Energi bukan hanya kebutuhan teknis, tetapi menyangkut keberlangsungan hidup bangsa.
“Karena itu, kebijakan energi selalu mengacu pada tiga pilar utama: ketersediaan atau availability, keterjangkauan atau affordability, dan aksesibilitas atau accessibility,” ucap Dana.
Saat ini transisi menuju energi bersih sudah berjalan. Sebanyak 71% pembangkit dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN berasal dari energi baru dan terbarukan seperti: surya, angin, dan panas bumi. Meski demikian, energi fosil masih dibutuhkan dalam jangka pendek untuk menjamin kestabilan pasokan. Tanggung jawab kemandirian energi disebut Dana bukan hanya berada di pundak pemerintah.
“Pemerintah punya niat baik, tapi kita harus gotong royong. Pemerintah tidak bisa sendirian, kami butuh masukan, kritikan, saran. Kami butuh gandengan tangan dari teman-teman semua,” ucapnya.
Diskusi ini turut menghadirkan Chairman Youth Energy and Environment Council Fadli Rachman. Ia menyoroti kondisi energi Indonesia saat ini merupakan hasil dari keputusan yang diambil oleh generasi sebelumnya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya peran aktif generasi muda dalam mendorong inovasi dan efisiensi energi.
“Pemerintah sudah membuka ruang selebar-lebarnya untuk keterlibatan anak muda dalam pengembangan energi baru dan terbarukan,” jelas Fadli.
Head of Corporate Communication PT Elnusa Jayanty Oktavia Maulina menyampaikan, 52% populasi Indonesia terdiri dari generasi muda. Hal ini menjadikan mereka kekuatan kolektif yang signifikan dalam mendorong perubahan. Ia menambahkan bahwa roadmap pengembangan sektor hulu migas saat ini telah mengintegrasikan aspek lingkungan, tata kelola, dan sosial sebagai bagian dari komitmen transformasi menuju energi yang lebih berkelanjutan.
Wakil Ketua Asosiasi Pasokan Mineral dan Batubara Indonesia Fatul Nugroho menyampaikan, energi merupakan sumber kehidupan yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Ia menyampaikan bahwa melalui penerapan teknologi seperti PLTU Super Critical, pemanfaatan batubara kini dapat dilakukan secara lebih bersih dan efisien.
“Swasembada energi bukan sekadar impian, melainkan tanggung jawab bersama seluruh anak bangsa,” ujar Fatul.
Talkshow ini menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk partisipasi aktif generasi muda, merupakan kunci dalam mewujudkan masa depan energi Indonesia yang mandiri dan berkelanjutan.
Kegiatan Ngobrol Energi dan Mineral ini merupakan bagian dari rangkaian Energy and Mineral Festival 2025 yang akan digelar pada 30–31 Juli 2025 di Hutan Kota by Plataran. Festival ini dirancang sebagai ruang edukasi, kolaborasi, dan inspirasi bagi publik, terutama generasi muda, untuk memahami isu-isu strategis di sektor energi dan mineral. Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif akan pentingnya peran seluruh elemen bangsa dalam mendukung transisi menuju energi bersih dan mewujudkan kemandirian energi nasional. (NH)