Alumni Talk Ditjen Gatrik Diskusikan Integrasi 100% EBT di Indonesia
Ringkasan Berita
Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) kembali menggelar Alumni Talk, kegiatan sharing session pegawai yang telah selesai tugas belajar. Kali ini diskusi bertajuk “100% Renewable Energy Integration in Indonesia” digelar di Kantor Ditjen Gatrik, Jakarta, Selasa (15/07/2025).
Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) kembali menggelar Alumni Talk, kegiatan sharing session pegawai yang telah selesai tugas belajar. Kali ini diskusi bertajuk “100% Renewable Energy Integration in Indonesia” digelar di Kantor Ditjen Gatrik, Jakarta, Selasa (15/07/2025).
Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nurhayatin Finahari dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran energi terbarukan dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) di sektor ketenagalistrikan.
“Diskusi dalam Alumni Talk ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dan pertimbangan dalam penyusunan peta jalan menuju emisi karbon nol di sektor ketenagalistrikan,” ujar Ida dalam sambutannya.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa tema yang diangkat dalam kegiatan ini menunjukkan betapa besar potensi energi surya Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional. Ida mengapresiasi pemaparan narasumber yang mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam membangun pembangkit listrik tenaga air pompa (Pumped Hydro Energy Storage/PHES) untuk menyimpan energi dari panel surya dan angin secara efisien.
Narasumber utama acara ini adalah David Firnando Silalahi, penerima beasiswa LPDP dan lulusan doktor dari The Australian National University (ANU). Ia menyampaikan, saat ini sekitar 80% pasokan listrik nasional masih berasal dari batubara dan gas. Menurutnya pemanfaatan energi baru terbarukan menjadi penting untuk dikembangkan.
Hasil disertasi David menunjukkan Indonesia memiliki potensi energi surya mencapai lebih dari 200 ribu TWh per tahun. Panel surya bisa dipasang di atap rumah, bekas lahan tambang, dipadukan dengan lahan pertanian, terapung di waduk, danau, serta laut Indonesia yang relatif tenang. David juga menambahkan bahwa ada potensi PHES sebesar 321 TWh yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
David menegaskan bahwa teknologi ini merupakan “baterai alami” yang lebih ekonomis untuk penyimpanan energi dalam skala besar dibandingkan baterai konvensional, sangat cocok untuk grid scale. Listrik dari energi surya dapat digunakan memompa air ke waduk atas, kemudian saat malam hari atau saat energi surya berkurang produksinya, air tadi dialirkan memutar turbin dan generator untuk menghasilkan listrik. Dengan demikian listrik bisa dijamin mengalir selama 24 jam.
“Dengan pertumbuhan konsumsi listrik yang diproyeksikan meningkat hingga 10 kali lipat, menyamai negara maju dalam beberapa dekade ke depan, transisi menuju sistem energi terbarukan berbasis surya dan PHES menjadi bukan hanya mungkin, tapi juga mendesak,” ungkap David.
Acara ini turut menghadirkan dua penanggap, yaitu Bapak Dr. Arief Rahman, Auditor Ahli Muda pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Bapak Dr. Denny Gunawan, Research Fellow dari University of New South Wales (UNSW) Australia. Kehadiran panelis memberikan sudut pandang kritis dari sisi praktis dan akademik dalam menanggapi hasil penelitian yang dipaparkan.
Denny menekankan pentingnya urgensi transisi energi dalam konteks yang lebih luas. Menurutnya transisi menuju energi terbarukan merupakan sebuah keharusan, bukan hanya untuk menyelamatkan iklim, tetapi juga untuk menjamin ketahanan energi nasional.
"Kita negara yang besar, kita butuh energi yang besar juga,” ungkapnya.
Selain menjadi ajang berbagi ilmu dan inspirasi, kegiatan ini juga bertujuan untuk memotivasi para pegawai di lingkungan Kementerian ESDM khususnya Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan agar terus mengembangkan kapasitas diri melalui studi lanjut dan peningkatan kompetensi. Peserta yang hadir melebihi 250 orang termasuk via daring, menunjukkan antusiasme dan harapan yang tinggi terhadap pengembangan energi terbarukan.
Dengan semangat kolaboratif antara alumni, peneliti, dan praktisi, Alumni Talk ini diharapkan dapat menjadi ruang diskusi sekaligus katalis bagi percepatan transisi energi bersih di Indonesia. (NH)