Sabtu, 02 Agustus 2025

Detail Berita

Rabu 23 Juli 2025 Berita Terkini

Ditjen Gatrik Bangun Budaya Sadar Keselamatan Melalui Sosialisasi dan Simulasi P3K

Ringkasan Berita

Guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam memberikan pertolongan pertama pada situasi darurat, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menyelenggarakan Sosialisasi dan Simulasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Jakarta, Rabu (23/7/2025).

 

Guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam memberikan pertolongan pertama pada situasi darurat, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menyelenggarakan Sosialisasi dan Simulasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Kepala Bagian Umum Wiwid Muljadi dalam sambutannya menyampaikan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, karena hal tersebut merupakan pondasi penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.

Wiwid menyampaikan, dalam setiap aktivitas kerja, potensi risiko selalu ada, baik dalam bentuk kecelakaan kerja, cedera ringan, maupun kondisi darurat lainnya yang memerlukan respons cepat. Oleh karena itu, pemahaman dan kesiapsiagaan terhadap situasi darurat menjadi hal yang sangat penting.

“Salah satu bentuk kesiapsiagaan tersebut adalah kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan atau P3K,” sambung Wiwid.

Seperti diketahui, P3K adalah upaya pemberian pertolongan dan perawatan segera kepada seorang yang mengalami sakit atau kecelakaan kerja sebelum mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Jika kita bisa memberikan P3K, maka dampak-dampak yang mungkin tidak diharapkan karena kecelakaan kerja bisa diminimalisir.

Kepala Bidang Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta Herman menjelaskan, fokus bantuan bagi yang mengalami cidera kecelakaan adalah pada penanganan medis dasar atau tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dipelajari oleh orang awam.

Menurut Herman, seseorang yang melakukan tindakan P3K harus mengacu pada tiga hal, yaitu menyelamatkan jiwa, mencegah cacat, dan memberikan rasa nyaman. Cara menyelamatkan jiwa yaitu dengan cara cek kesadaran, nafas, dan nadinya. Setelah memastikan bahwa korban sadar dan bernafas, pastikan jantungnya masih berdetak dengan mengecek pembuluh nadi yang ada  di leher, ketiak, selangkangan atau di lengan korban.

Setelah menyelematkan jiwa, hal penting selanjutnya adalah mencegah cacat. Apabila terdapat patah tulang pertolongan yang dapat dilakukan adalah dengan membalut menggunakan bidai. Apabila ada pendarahan harus ditutup dan dikendalikan pendarahannya.

“Tahap terakhir adalah memberikan rasa nyaman, dengan cara mengevakuasi korban," kata Herman.

Martono salah seorang peserta mengungkapkan pentingnya kegiatan sosialisasi ini.

“Acara ini lebih pragmatis, lebih realistis, jadi kita bisa meningkatkan kemampuan. Insya Allah bisa sebagai langkah awal menyelamatkan jiwa kalau terjadi kecelakaan,” pungkas Martono.

Sosialisasi dan Simulasi P3K ini diharapkan tidak hanya sekadar memenuhi kewajiban formal, tetapi juga dapat membangun budaya sadar keselamatan (safety awarness) di lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. (AS)

 

Dipublikasikan: Rabu 23 Juli 2025