Insinyur Pegang Peran Penting Keberhasilan Supergrid
Ringkasan Berita
Dalam rangka mewujudkan pembangunan Supergrid dalam mewujudkan transisi energi menuju Net Zero Emission diperlukan peran para insinyur. Sebagai ujung tombak dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur, para insinyur dituntut untuk terus berinovasi dan bekerja dengan dedikasi tinggi.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan Supergrid dalam mewujudkan transisi energi menuju Net Zero Emission diperlukan peran para insinyur. Sebagai ujung tombak dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur, para insinyur dituntut untuk terus berinovasi dan bekerja dengan dedikasi tinggi.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu pada Webinar Nasional Webinar Nasional PII (Persatuan Insyinyur Indonesia) yang bertema “Peran strategis Koneksi Supergrid Transmisi untuk mendukung Transisi Energi” di Jakarta (17/08/2024).
"Kami mengharapkan agar para insinyur Indonesia bisa terus mendukung harapan kita bersama, melalui pengembangan inovasi teknologi, peningkatan kapasitas dan kompetensi, serta bekerjasama dengan
berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, dan industri, untuk memastikan keberhasilan proyek supergrid ini," ujarnya.
Jisman menyampaikan pembangunan supergrid di Indonesia bukan tanpa tantangan. Diperlukan investasi yang besar, perencanaan yang matang, dan koordinasi yang baik antara berbagai pemangku kepentingan. Di sisi lain kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari lautan dalam, ketersediaan pabrikan dan teknologi kabel laut serta ketersediaan tenaga ahli merupakan tantangan berikutnya yang perlu segera diatasi.
Ia juga menyampaikan transisi energi adalah sebuah keharusan dalam upaya mencapai keberlanjutan energi dan menanggulangi perubahan iklim. Indonesia, sebagai negara yang kaya akan sumber daya energi terbarukan, memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi pada level global. Namun, untuk mencapainya diperlukan infrastruktur yang memadai, salah satunya adalah transmisi supergrid.
Seperti diketahui, Pemerintah memiliki rencana untuk melakukan sharing
resource melalui interkoneksi antar wilayah dengan tujuan agar energi bersih dapat disalurkan ke pusat-pusat beban. Sistem interkoneksi tersebut akan menghubungkan pulau-pulau di Indonesia antara lain Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara yang dinamakan dengan “Supergrid Indonesia”.
"Supergrid ini sangat penting untuk mendukung transisi energi karena dapat membantu mengintegrasikan sumber energi terbarukan yang intermiten dan juga meningkatkan keandalan dan stabilitas sistem," ungkap Jisman.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan insyinyur Indonesia Danis Hidayat Sumadilaga menyampaikan bahwa supergrid merupakan tulang punggung dari sistem transmisi dari energi terbarukan yang mempunyai efisiensi yang tinggi, keberlanjutan serta andal untuk sistem kelistrikan nasional.
Dalam sesi paparan, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto memaparkan bahwa Pemerintah menyusun grand energi desain nasional yang mempunyai visi terwujudnya bauran energi nasional dan berwawasan lingkungan guna terciptanya ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi yang berpedoman pada Pancasila.
"Salah satu strateginya yang berkaitan dengan mendukung implementasi jaringan supergrid dengan mempercepat pemakaian EBT sebesar 38 GW tahun 2035," ujar Djoko.
Webinar Nasional oleh PII ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai peran strategis koneksi supergrid dan menemukan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan yang ada. (JG)