Mengenal Audit Energi, Upaya Tumbuhkan Kesadaran Konservasi Energi

Ringkasan Berita
Dalam rangka mengenalkan dan menumbuhkan kesadaran terkait konservasi dan efisiensi energi, diperlukan audit energi untuk melakukan evaluasi dan identifikasi peluang yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sebagai organisasi pemerintah juga mendorong kesadaran dari berbagai pihak untuk memahami audit energi dalam rangka pelaksanaan konservasi dan efisiensi energi tersebut.
Dalam rangka mengenalkan dan menumbuhkan kesadaran terkait konservasi dan efisiensi energi, diperlukan audit energi untuk melakukan evaluasi dan identifikasi peluang yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sebagai organisasi pemerintah juga mendorong kesadaran dari berbagai pihak untuk memahami audit energi dalam rangka pelaksanaan konservasi dan efisiensi energi tersebut.
Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari dalam acara Bedah Buku: Mengenal Audit Energi yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan pada Jumat, (15/12/2023).
“Bapak ibu mungkin belum paham apa sih audit energi, gambarannya dalam pelaksanaan konservasi energi itu harus memahami audit energi dulu, bagaimana memeriksa aktivitas kita contohnya di bangunan sendiri, apakah bangunan ini sudah memenuhi hemat energi misalnya lampunya apakah lampunya LED, bagaimana ventilasinya,” ungkap Ida.
Lebih lanjut Ida menjelaskan bahwa audit energi merupakan sebuah proses yang terdiri dari serangkaian aktivitas evaluasi penggunaan energi pada bangunan gedung perusahaan dan identifikasi peluang yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi.
“Nantinya, hasil audit berupa laporan dapat berisi rekomendasi tertentu untuk perbaikan-perbaikan guna mendukung tercapainya target yang diharapkan,” jelas Ida.
Widyaiswara Madya PPSDM KEBTKE Endang Widayati sebagai penulis dan narasumber bedah buku menjelaskan bahwa kegiatan audit energi terdiri dari tiga tahap, diantaranya evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang peningkatan energi. Kemudian setelah evaluasi dan identifikasi, keluarlah rekomendasi peningkatan kinerja energi.
“Jadi misalnya untuk kegiatan tertentu kita membutuhkan 100 kwh untuk kegiatan produktivitas, setelah adanya rekomendasi dari audit energi kita membutuhkan hanya 90 kwh untuk kegiatan dan produktivitas yang sama, itu disebut energi saving,” jelas Endang.
Endang juga menyampaikan bahwa tujuan pembuatan buku audit energi ini adalah mengenalkan audit energi sehingga semua pihak bisa melaksanakannya.
“Tujuan buku adalah mengenalkan audit energi ini ke temen-temen di seluruh Indonesia, harapannya pada level tertentu semua orang siapapapun itu bisa melaksanakan dan mengimplementasikan audit energi,” kata Endang.
Analis Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Imam Siswanto sebagai narasumber penanggap menyampaikan agar kedepan audit energi ini bisa diimplementasikan dari semua sisi ketenagalistrikan.
“Mulai dari sisi pembangkitan, transmisi, distribusi, pemanfaatan ini harus empat sisi dilakukan audit ya. Kalau audit sekarang ini kan lebih banyak audit di pemanfaatan, ini sangat penting sekali agar bisa diterapkan di semua sisi,” ucap Imam.
Acara bedah buku ini merupakan bagian dari Forum Literasi Ketenagalistrikan yang diselenggarakan rutin secara bergantian dengan kegiatan lain seperti Alumni Talk, bedah paper, battle series, dan Ngopi (Ngobrol Pintar) bersama perpustakaan Ditjen Ketenagalistrikan. (U)